Porprov XI Terancam Batal, Kok Bisa? Ini Penjelasannya



INFOLUBUKLINGGAU - KONI Provinsi Sumsel terus upayakan agar Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XI Sumsel 2017 tetap digelar. Salah satunya dengan memikirkan efisiensi dana untuk pelaksanaan, 18-26 November nanti.

Ahmad Yani, ketua Umum Cabang Olahraga (Cabor) Wushu (WI) Sumsel menegaskan, Porprov harga mati. “Jadi, harus tetap berlangsung. Sekarang tinggal masalah teknis dari rekan-rekan masing-masing pengurus cabor,” kata Yani, sapaan akrabnya, usai rapat koordinasi Porprov XI di aula KONI Sumsel, Rabu (7/6) petang.

Yani paham jika sekarang pemerintah sedang menggalakkan efisiensi. Tidak terkecuali, Pemerintah Sumsel beserta kabupaten dan kota di Bumi Sriwijaya. “Kita tidak usah berharap terlalu jauh. Jadi, maksud kami begini, kita ambil alternatif terjelak. Masalah pertandingan, lebih dimaksimalkan pertandingan saja. Misal, seharusnya tiga hari, tapi bisa dilaksanakan dua hari, ya kita laksanakan dua hari,” terang pria berbadan besar ini.

Sementara itu, Aliyudin Arsal, sekretaris Cabor Karate (Forki) Sumsel mengatakan, Porprov 2017 adalah pembinaan. Sudah digadang-gadang jauh-jauh hari, tapi ternyata kembali harus bernyanyi ya dana ya dana dana.

“Ya, kalau memang dananya terbatas, misal hanya Rp1 miliar, ya kita harus bagi per cabor berapa sesuai kebutuhan peralatan dan perlengkapan. Jadi, kita harus bisa menyesuaikan. KONI kabupaten/kota, peserta, semua harus tahu biar nanti tidak mengeluh,” timpal dia.


Hunce J Hamzah, sekretaris Cabor Renang (PRSI) Sumsel, mengutarakan hal senada. “Apalagi, kontingen peserta sudah mempersiapkan diri. Bahkan, ada daerah sampai menitipkan atlet ke daerah lain untuk persiapan Porprov,” terangnya.

Porprov 2017 seharusnya dilaksanakan di Muara Enim. Karena keterbatasan dana, Muara Enim mengundurkan diri, maka dipindahkan ke Palembang. Atas hasil rapat anggota di Prabumulih beserta KONI dan pengurus cabor, tetap diselenggarakan KONI Sumsel.

Porprov dilaksanakan dua tahun sekali. Pada 2017, akan memperlombakan 28 cabor. Lalu 2019, akan digelar di Prabumulih dan 2021 dipusatkan di OKU Raya (OKU, OKU Timur, dan OKU Selatan). Karena itu, sulit untuk mengundurkan pelaksanaan Porprov. Apalagi, 2018 akan menghadapi Asian Games XVIII dan pilkada serentak di sembilan daerah.

Sedangkan 2019, sudah dilaksanakan Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) di Bengkulu. “Juni sudah entry by name. Kita prioritaskan nomor pertandingan pada Porprov X di Lubuklinggau 2015 dan mengacu pada PON (Pekan Olahraga Nasional),” kata Dhennie Zainal, ketua panitia persiapan Porprov XI.

“Ya, makanya hari ini kita urun rembuk dengan teman-teman cabor. Intinya, kita akan laksanakan dengan seefisien mungkin. Misal, panitia pertandingan bisa di-backup dua orang, kenapa harus empat. Begitu juga pelaksanaan masing-masing cabor, jika bisa empat hari, kan tidak harus enam hari,” tambah mantan anggota DPRD Provinsi Sumsel ini.

Namun, Dhennie enggan membeberkan jumlah dana yang akan dicairkan untuk pesta multievent antarkabupaten dan kota se-Sumsel ini. Menurutnya, anggaran baru akan dipastikan dalam waktu dekat setelah menghadap Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin.

“Hari ini kita hanya undang cabor atletik, catur, karate, wushu, senam, taekwondo, tenis lapangan, sepatu roda, dan panahan. Kemudian, sepak bola, bermotor, kempo, sepak takraw, renang, dan bulu tangkis. Sisanya nanti akan kita undang juga. Setelah itu, baru kita bicara dengan para kontingen KONI kabupaten dan kota se-Sumsel,” terangnya. (/sumeks.co.id)

Rate this posting

{[['']]}
loading...