INFO LUBUKLINGGAU - Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Pepatah tua ini kiranya tepat untuk menggambarkan kondisi yang dialami Rina (33) dan anak bungsunya Irvan (4,5).
![]() |
Inilah siring tempat kedua korban terbawa arus air hujan yang mengalir ke Sungai Kelingi sejauh 1,5 Km. |
Warga Gang Bambu Jalan Kenanga 1 Kelurahan Senalang Kecamatan Lubuklingau Utara II Kota Lubuklingau yang hanyut di Sungai Kelingi bersama anaknya, pada Kamis (16/3) sore menjelang maghrib.
Rina ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia pada Jumat (17/3) sekitar pukul 09.00. Sedangkan Irvan anaknya, hingga sore kemarin belum ditemukan.
Dari informasi yang dihimpun Sripo, Jumat (17/3), berita duka ini bermula ketika Irfan (4,5) dan kakak perempuannya Adelia (9) yang masih duduk di kelas 3 SD, bermain didekat siring atau saluran pembuangan rumah tangga yang berjarak sekitar 20 meter dari rumahnya, pada Kamis (16/3) petang.
Saat itu dalam kondisi hujan deras, sehingga siring dekat lokasi kedua anak tersebut bermain, melimpah dan mengalir deras.
Siring itu sendiri berada disisi jalan setapak yang berkelok menurun curam, dengan panjang sekitar 300 meter dan dibagian ujungnya langsung terjun ke sungai Kelingi.
Di bagian pangkal, lebar siring sekitar 50 cm dengan kedalaman sekitar 80 cm. Namun makin kebawah makin lebar, hingga mencapai satu meter dan dalam hingga dua meter lebih.
![]() |
Irvan, belum ditemukan (SRIPOKU.COM/AHMAD FAROZI) |
Disaat kedua anak tersebut bermain dekat siring, sambil mendorong bekas roll untuk mengecat, ada tetangganya lewat dan menyuruh kedua anak itu pulang, karena berbahaya main didekat siring. Namun kedua anak itu masih saja bermain.
Beberapa saat kemudian tetangga tersebut kembali kelokasi, dan tidak melihat kedua anak yang tadinya bermain. Merasa curiga, ia pun turun kearah jalan setapak.
Sekitar 20 meter kebawah, ia melihat tangan anak-anak menggapai-gapai sambil berpaut berpegangan dengan rerumputan semak yang tumbuh disekitar siring. Ia pun kemudian bergegas memegang tangan anak tersebut. Setelah diangkat ternyata adalah Adelia.
Lalu Adelia langsung dibawa pulang ke rumah, sambil memberitahukan kejadian itu kepada Rina, ibunya. Sedangkan adiknya Irvan sudah tidak kelihatan.
Adapun Rina setelah mendengar peristiwa itu, bergegas keluar rumah untuk mencari Irvan. Ia berlari menyusuri siring hingga 50 meter atau dekat percabangan siring, dibagian bawah, namun Irvan tetap tidak kelihatan.
Diduga panik dan cemas, ia pun meloncat kedalam siring, lalu hanyut tenggelam, terbawa arus siring yang sangat deras. Rina ditemukan keesokan harinya oleh warga yang melakukan pencarian di Sungai Kelingi, berjarak sekitar 1,5 km dari lokasi kejadian, atau dibelakang MAN 2 Kota Lubuklinggau. Sedangkan Irvan anaknya, hingga sore kemarin masih belum ditemukan dan masih terus dicari.
"Sebelum kejadian, anak aku yang namonyo Deri, duluan turun. Karena Deri sempat menyuruh anak-anak itu pulang, sambil bilang pulanglah, nanti hanyut. Tapi anak-anak itu masih main disekitar siring," tutur Ujang, salah seorang tetangga yang rumahnya persis bersebelahan dengan rumah korban, saat dibincangi Sripo, Jumat (17/3).
"Nah, waktu tau anak-anak itu hanyut, Deri ikut mengejar dan masih sempat memegang kaki Irvan, namun tidak tertarik keluar dari siring, kata anak aku berat nian pa (berat sekali pak) dan licin, jadi terlepas dan hanyut. Disekitar lokasi itulah, dekat batang kelapa itu, Rina kemudian terjun menyusul Irvan, lalu hanyut tenggelam," sambungnya, sembari menunjuk lokasi kejadian.
Peristiwa itu kemudian diketahui dengan cepat oleh warga sekitar, yang langsung melakukan pencarian, hingga akhirnya menemukan Rina di Sungai Kelingi dalam kondisi sudah meninggal dunia.
Dilanjutkan Ujang, pada hari sebelumnya, juga disaat hujan deras, Irvan juga sempat bermain didekat siring itu. Ia sendiri sempat menegur anak itu dan menyuruhnya pulang.
"Anaknya memang sering main, walau badannya gemuk, lincah sekali. Jadi waktu aku suruh pulang saat itu, dia nurut dan pulang. Nah pas yang kejadian kemarin, dia masih main lagi, dan hanyut," ujarnya.
![]() |
Almarhum Rina semasa hidup. (SRIPOKU.COM/AHMAD FAROZI)
Baru Delapan Bulan Tempati Rumah
Sementara itu, saat kejadian Hazi Amrullah (34) suami korban, sedang tidak berada di rumah. Ia bersama temannya sedang berangkat berjualan barang-barang kelontongan ke Sekayu, Musibanyuasin.
Setelah mendapat telepon, Hazi pun pulang, dan terkejut mendapat kabar bahwa istri dan anak bungsunya, hanyut disiring.
"Bukan dia (Hazi-red) yang ditelepon, tapi kawannya. Karena khawatir dia kaget. Dia baru tau kejadian ini setelah sampai di rumah," ungkap Ramdin (58) paman korban, saat dibincangi Sripo dikediaman rumah duka, Jumat (17/3).
Sripo sempat berbincang dengan Hazi, diruang tamu rumahnya.
Namun, tak banyak yang dapat diungkap darinya. Sripo lebih banyak bercerita dengan pamannya, Ramdin. Hazi sendiri lebih banyak termenung dengan tatapan kosong, tak banyak cerita. Kesedihan terpancar jelas dari raut wajahnya.
Bagaimana tidak, begitu pulang, istrinya meninggal dunia, ditemukan hanyut di sungai karena mengejar anak bungsunya yang lebih dulu hanyut. Sedangkan anak bungsunya, masih belum jelas nasibnya, dan hingga sore kemarin masih belum ditemukan.
Sripo yang sempat menanyakan apakah ada firasat sebelumnya terkait kejadian itu, hanya dijawab dengan gelengan kepala.
Di kediamannya, tampak ramai. Keluarga, tetangga dan kerabatnya banyak yang datang. Kaum ibu-ibu sebagian terlihat memasak disamping rumah. Dan yang laki-laki berkumpul dibawah tenda yang terpasang didepan rumah, sembari menungu kabar berita dari warga dan tim yang mencari Irvan di Sungai Kelingi.
"Dia ini baru sekitar delapan bulan di rumah ini. Sebelumnya tidak disini, setelah rumah ini selesai, ia baru pindah kesini," ujar Ramdin.
Sementara itu, hingga Jumat (17/3) petang, warga bersama tim Tagana Kota Lubuklinggau masih terus melakukan pencarian terhadap Irvan. Peristiwa ini cukup menyedot perhatian masyarakat.
Di Jembatan Kelingi III Kelurahan Batu Urip, masyarakat bergerombol, menyaksikan proses pencarian korban di Sungai Kelingi.
Sekretaris Dinsos Kota Lubuklinggau Indra Syafei mengatakan, pencarian korban terus dilakukan, meskipun medan pencarian cukup sulit. Banyak bebatuan dan kondisi sungai juga keruh.
"Kita terus melakukan pencarian dengan segala upaya. Penyisiran dengan perahu karet, pakai ban dan dibantu oleh masyarakat. Kita sama-sama berdoa dan berharap, agar korban cepat ditemukan," ujarnya.
Sumber: tribunnews.com
|
Rate this posting
{[['
']]}

loading...